Keunggulan Baxia: Anti-Heal Efektif dan Mobilitas Agresif

Keunggulan Baxia: Anti-Heal Efektif dan Mobilitas Agresif

1. Anti-Heal Bawaan yang Konsisten (Bukan Situasional)

Keunggulan Baxia: Anti-Heal Efektif dan Mobilitas Agresif – Halo Sobat Publice thics radio! Asumsi populer: “Baxia menang lawan healer, regen, dan sustain.”
Benar, tetapi penjelasannya sering terlalu dangkal. Anti-heal Baxia bekerja tanpa memerlukan item, aktif lewat pasif, dan melekat pada semua skillnya.

Yang sering dilupakan:

  • Efek ini muncul sejak early, sebelum hero sustain lawan selesai build.
  • Memberikan efek anti-heal AOE yang stabil dalam team fight.
  • Berdampak besar pada hero “pseudo-sustain” seperti Benedetta, Paquito, atau Leomord—bukan hanya Esmeralda dan Uranus.

Jadi kekuatannya bukan sekadar anti-heal, tapi perlambatan tempo musuh yang bergantung pada regen.

2. Mobilitas Tinggi yang Mengubah Cara Team Fight Dibuka

Rolling Baxia bukan cuma alat roam cepat; itu adalah cara menciptakan tekanan:

  • Bisa masuk lebih dulu untuk membuka vision.
  • Memaksa musuh reposition sebelum war dimulai.
  • Memberi kesempatan tim mengeksekusi pick-off.
  • Menabrak carry dengan kontrol yang tidak mudah diantisipasi jika timing tepat.

Bahkan tank dengan mobilitas tinggi lain seperti Johnson atau Khufra tetap harus mengakui bahwa Baxia bisa melakukan scouting dan engage berulang berkat cooldown-nya yang pendek.

3. Damage Berkelanjutan yang Mengikis Tim Lawan

Baxia bukan burst hero, tapi damage DOT (Damage Over Time) miliknya:

  • Stabil, tidak bergantung kombo.
  • Efektif untuk menguras darah fighter dan tank.
  • Memaksa musuh menambah defense lebih awal.
  • Mengacaukan formasi karena mereka tidak bisa berdiri lama di area fight.

Ini sering salah dipahami. Banyak orang meremehkan damagenya karena tidak meledak, padahal justru keandalannya membuat musuh kehabisan sustain.

4. Sangat Kuat dalam Perebutan Objektif

Dalam Lord/Turtle fight:

  • Rolling + pasif anti-heal mengganggu sustain jungler lawan.
  • Mobilitasnya memungkinkannya menutup akses masuk ke area retri.
  • Ia bisa memotong jalan retreat atau split musuh.

Di sini, Baxia bukan hanya tank, tapi tembok pengganggu retri yang memaksa jungler musuh mengambil posisi kurang ideal.

5. Counter Alami untuk Banyak Meta Offlaner Sustain

Tidak hanya anti-heal, tetapi gaya bertarung Baxia seringkali secara natural mengalahkan:

  • Esmeralda (tidak bisa stack shield optimal)
  • Uranus (regen terganggu terus-menerus)
  • Thamuz (sustain melemah)
  • Yu Zhong (lifesteal skill berkurang efeknya)
  • Alpha, Ruby, bahkan Paquito

Kunci utamanya: Baxia tidak memberi mereka kesempatan untuk “bernapas.”


Kelemahan Baxia: Rontok Melawan Burst dan Rentan CC Berat

1. Durability-nya Menipu—Tidak Setank yang Banyak Orang Kira

Asumsinya: “Karena tank dan tebal, Baxia pasti kuat menahan semua damage.”
Skeptis cerdas akan bertanya: apakah betul ia menahan berbagai jenis damage?

Kenyataannya:

  • Baxia kuat melawan DPS dan sustain.
  • Tapi ia sangat rentan terhadap burst instan, terutama magic burst.
  • Shield atau regen lawan tidak relevan; Baxia meleleh sebelum bisa mengganggu.

Hero seperti Eudora, Kagura, Pharsa, atau Xavier dapat menghapus setengah darahnya hanya dalam satu rotasi skill.

2. Engage-nya Linear dan Dapat Ditebak

Rolling Baxia memang mobil, tapi:

  • Jalurnya mudah dibaca.
  • Musuh berpengalaman akan menyiapkan CC untuk menghentikannya.
  • Sekali gagal masuk, ia butuh waktu untuk reset posisi.
  • Tidak punya hard CC instan setingkat Khufra atau Atlas.

Saat lawan memiliki kontrol area besar, Baxia terpaksa bermain lebih hati-hati.

3. Bergantung pada Momentum dan Kecepatan Rotasi

Ketika permainan memasuki mid-late dan musuh mulai snowball:

  • Baxia kehilangan daya tekan karena damage tidak lagi terasa.
  • Anti-heal masih berguna, tapi tidak cukup untuk membalikkan fight.
  • Tank burst musuh (Grock, Edith, Hylos) bisa mendominasi lane lebih kuat.
  • Lawan tidak lagi takut terhadap poke-nya.

Jadi jika gagal mengeksekusi early-mid dengan baik, performanya merosot signifikan.

4. Sangat Bergantung pada Posisi Rekan Tim

Baxia bukan inisiator “solo hero.”
Ia membuka fight, bukan menyelesaikannya.

Masalahnya:

  • Jika tim tidak follow-up cepat, Baxia masuk sendirian.
  • Pasifnya hanya efektif jika ia terus berada di tengah-tengah lawan.
  • Burst musuh akan menghapusnya sebelum tim sempat menyusul.

Artinya, Baxia butuh sinkronisasi, bukan aksi solo.

5. Tidak Memiliki Hard Lock untuk Mengamankan Kill

Berbeda dengan tank seperti:

  • Franco (hook + suppress)
  • Khufra (anti-dash + knockup)
  • Atlas (Fatal Links)

Baxia hanya punya slow dan sedikit knock. Ini menyebabkan:

  • Target gesit bisa kabur.
  • Assassin lawan bisa re-engage setelah keluar dari slow.
  • Damage DOT tidak cukup cepat untuk membunuh.

Musuh yang tahu cara keluar dari zona fight Baxia tidak akan merasa terlalu terancam.


Kesimpulan Kritis

Baxia adalah tank anti-heal paling konsisten dalam game, dengan mobilitas tinggi, tekanan early yang besar, dan kemampuan mengacaukan hero sustain hingga mereka tidak bisa menjalankan fungsi utamanya. Namun, kehebatannya membongkar sustain tidak otomatis membuatnya kuat dalam semua situasi. Melawan burst instan, chain CC, atau formasi rapat dengan mage range panjang, Baxia sering kehilangan nilai.

Baxia menang karena ia merusak ritme lawan.
Baxia kalah ketika ritme itu berubah menjadi ledakan damage instan.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *